Apakah anda suka puisi? (Do you like Poem?)

0 CintaMu Terlebih Besar - Derael On Time.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh

Selasa, 20 Maret 2012

CintaMu Terlebih Besar - Derael On Time.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh: CintaMu Terlebih Besar - Derael On Time.mp3

Read More......

0 Filosofi Air Garam - This is it, Jus Garam A’la Chef Derael!

Senin, 12 September 2011

Andry: “I am feeling no good!”
De:”Kenapa?”
Andry:”I am feeling dizzy and wanna vomit!”
De:”Do you feel hot something?”
Andry:”No. I’m thinking that this maybe caused by the one glass salt water and I might be suffer dehidration…..”
Hape ku menunjukkan pukul 04.10 dini hari. Terlalu awal untuk bangun, alarm ku aja butuh waktu 50 menit lagi untuk berdendang. Tapi kekhawatiranku yang teramat besar gak memungkinkan ku untuk pulas kembali dan bermain di alam mimpi.
Aku teringat, tadi malam sekitar pukul 9 malam, lewat….
Christine:”Ayo dong main Scrabble, aku kan pengen belajar juga…”
De:”Ntar aja, nunggu Andry pulang…”
………………………………………… Gak berapa lama, Andry pulang. Katanya dari Kampung Lalang, hari rayaan ke rumah teman, naik motor bareng Luthfi. Asekkkk, ada bungkusan neh, Nastar and Roti Coklat. Langsung aja kami berlima menyantap roti dalam dua plastik seperempatan, berebut bak tikus kelaparan, padahal baru aja dinner.
De:”Jadi main Scrabble nya?”
Andry:”Ayo…….”
Tawar menawar hukuman bagi yang kalah cukup lama juga. Bahkan main Scrabble nya nyaris gak jadi. Secara hukuman yang biasanya adalah coret-coret wajah pake marker hitam yang erasable, kali ini Christine (yang notabene pemain perdana) protes, katanya ia baru aja masker-an atau apalah. Dasar cewek… ckckck
Yang aku adalah orang paling kreatif di rumah ini, (paling tidak aku yang aktif banget ngeluarin ide untuk hukuman. hahay), udah nawarin mulai dari makan cabe ampek minum sirup tanpa air. Eh, malah katanya aku konyol. Katanya minum sirup itu kan enak, bukan hukuman namanya. Bagi ku yang gak suka manis-manis banget (aku kan udah manis. :P ) merasa minum sirup tanpa air itu adalah hal yang horrible. Makan cabe jelas-jelas ditolak katanya takut besok paginya mencret and gak jadi ngampus deh.
Hmmmm, seperti biasa, orang yang suka protes cenderung orang yang gak ngasi ide sebagai pengganti ide yang udah telak ia babat. Sifat umum manusia tukang protes. Untung aku emang kreatif. (Kreatif ato ngebet mau ketawa-ketawa liatin anak yang kalah and kena hokum? Hakhakhak.)
De:”Gimana kalo minum air gara aja? 5 poin per-sloki!”
All:”Oke…..”
Mereka kompak menjawab, gak sekompak saat nantinya menjalani hukuman. Hmmmm (lagi.).
De:”Eh, aku cuci muka dulu ya. Hasian, kamu ajarin Christine dulu deh giman mainnya.”
Hasian:”……………….” (Aku lupa Hasian ngomong apa, tapi dia emang ngajarin Christine sementara aku ke kamar mandi and Andry kek biasanya, asekk ama hape. Dah biasa… :P )
Dari awal main jujur aku gak mau kalah. Gak mau jadi korban hukuman yang notabene idenya aku sendiri. Undi pun terjadi. Andry dan aku dapet huruf A. Tapi dia duluan yang dapet. Hmmm, emang Andry saingan yang paling aku takutin, secara kami dah main beberapa kali, and he’s not bad. Tapi, Christine keknya mendapatkan stok keberuntungannya dalam total yang udah terakumulasi di awal permainan. Dia dapet Joker and otomatis jadi orang pertama, searah jarum jam berturut-turut aku, Andry and Hasian.
And the game begins…….
Masing-masing orang punya waktu Cuma 2 menit untuk membentuk huruf-hurufnya menjadi satu kata bahasa Inggris diatas papan Scrabble. Waktu bergulir. Awal yang buruk, Andry melejit dengan skor 48 di putaran ke-3 sementara aku hanya 24, Hasian 31 and Christine masih 16. Well, aku gak boleh panik. Bisa aja sekarang aku urutan ke-3. Tapi aku akan berjalan pelan-pelan menghemat energi ku untuk bisa sampai ke garis finish. Tapi praktek nya gak segampang teorinya. Panik masih aja merundung tapi sebisanya gak aku tunjukin.
Di tengah permainan udah pada ribut, emosi, bingung…… Andry mencatat skor yang peningkatannya paling bagus, menanjak pasti, seperti kasus KKN di Negara ini. (Loh kok jadi kesana? :D ). Christine yang adalah newbie harus terseok-seok mengejar kami yang udah lumayan jauh ninggalin dia. Di putaran ke-9 aku harus cukup puas di posisi ke2 dengan skor 82. Paling tidak berhasil ngalahin Hasian yang masih 65. Tapi aku masih gak rela kalo harus selisih 24 skor sama Andry. Hampir 5 sloki air garam bro hukumannya. Gila…. Christine harus cukup puas dengan skor 47 dengan catatan “pass” tiga kali. Dirundung bingung.
Derael…… kamu bisa. Aku mencoba menghipnotis (baca: mensugesti) diriku biar gak kalah sama Andry yang adalah junior ku. Hakhakhak. Ini efek dari buku Norman Vincent Peale yang berjudul “You can if you think you can” yang baru aku lalap beberapa halaman pertama tapi udah sok mau mengaplikasikan. Kita lihat aja.
Atmosfir permainan sudah semakin memudar dan diganti dengan atmosfir lomba, persaingan, yang semakin kental. Christine mulai puyeng. Ada aja yang dia lakukan sama rambutnya, wujud nyata kebingungannya. Satu hal, aku tau dia lebih pandai dan kreatif pada kenyataannya, tapi ia lebih memilih untuk bingung yang secara tidak langsung menyekat saluran kreativitasnya. Hati-hati dengan kebingungan.
Hasian yang emang talkative dan rada potensial untuk menjadi komedian kondang dengan ocehan-ocehannya yang sontak bikin perut dikocok-kocok (sounds kek lagu dangdut. :D), dia menunjukkan fokusnya yang udah gak under-control dengan meningkatnya kecepatan berbicaranya. 100 kata per detik. Heheeh, gak segitunya, tapi tampak jelas dia sudah tidak focus, apa juga bingung aku kurang pasti. Tapi menurut aku, saat kita mengeluarkan cukup banyak energi untuk berbicara otomatis stok energi untuk berpikir akan berkurang alias cara lain untuk menyekat saluran kreativitas juga. Hmmmm, permainan semakin panas.
Andry cool-cool aja walau ku tau kediamannya juga menyemburkan aura kekhawatiran akan kalah, aku bisa mencium itu. Secara dia masih punya beberapa sisa huruf di rak-nya, aku juga sih tapi aku udah punya strategi untuk meletakkannya di papan Scrabble. I cannot deny, aku juga gak se-relax yang semestinya. Seperti biasa dalam bermain Scrabble, potong-memotong jalan lawan (sengaja atau tidak) sudah lumrah. OMG, jalan yang udah aku wanti-wanti untuk ku lalui tiba-tiba dilalui Christine yang giliran main duluan dari aku. Beugh, gimana neh. Mana di tiap sudut seakan semua jalan buntu. Aku punya waktu 2 menit untuk mencapai tingkat kreatifitas klimaks. Dan kuncinya aku harus berusaha setenang mungkin, gak gak gak mau, aku gak mau galau. (7 icons mode ON. D), galau hanya akan buat ku semakin kacau. Buat mata ku silau, alhasil gak bisa lihat jalan keluar. Ayo Derael, kamu bisa. Teng neng…. Hahay. Jalan ku yang di potong Christine ternyata membuka jalan lain bagi ku yang juga ngasi aku skor yang lebih besar. Cieh cieh…. Aku hanya punya satu sisa huruf, D. Dan aku udah punya tempat rahasia dimana aku harus meletakkannya nanti. Harap-harap cemas gak ada yang ngeduluanin.
Animo para pemain mulai menurun dan hampir-hampir putus asa. Ada yang udah nyampak-nyampakin huruf, ada yang udah mau quit. Hmmm, indikasi calon kalah. (Kalo Menang orangnya Pemenang, kalo Kalah apa ya? Gak mungkin Pengalah kan? ckckck). Satu per satu mereka “pass”, termasuk Andry yang skornya masih 6 lebih tinggi diatas ku. Dan akhirnya aku mengakhiri permainan dengan indah. Dan karena mereka dah pada nyerah, (emang susah sih ngebentuk kata baru disela-sela papan Scrabble yang sesak dengan barisan kata yang terkait satu sama lain. Tiap sudut seakan buntu.), and GAME OVER!!!!!!!!!!! Di putaran ke-12 dengan rincian skor dan pemenang (setelah akumulasi), aku sang Jawara 115, Andry harus puas dengan posisi Runner Up yang tertinggal 5 skor dari ku yang juga berarti harus minum satu sloki air garam, Hasian yang notabene juara 3 tapi harus minum 11 sloki air garam karena selisih skornya dari Andry yang cukup gede: 55, sementara Chrsitine si Newbie gak kalah hebat dari Sang Runner Up karena hanya harus minum setengah sloki lebih banyak.
Setelah pengumunan, gak kebayang, gelak tawa meledak-ledak.. taar tar tarrr taaarrrr….. (kok kek bunyi mercun ya? hehehe) Iya, geli banget lihat ekspresi dan aksi si Hasian Sang Talkative Comedian yang udah nyerah duluan ngebayangin minum 11 sloki air garam. Seperti biasa, aku si heboh meluncur ke ruang makan (yang double function juga sebagai ruang belajar), menggerayangi rak piring tapi tidak menemukan cangkir stainless besar yang ku cari. Dan trengtengggggggggggg…… Mangkok stainless mendarat dan mencium keramik dengan bunyi yang sangat dahsyat. (Gelak tawa kembali meledak…. hakhakhak) Wuih, ternyata si cangkir ada di sisi kanan atas rak, sembunyi. Hmmm.
Tanpa menunda, aku berlari ke dapur dan mengguyur semua garam dalam plastik ke cangkir stainless. Belum apa apa aku udah mau kekeh (baca: terbahak) ngebayangin ekspresi mereka minum cairan semi oralit ini …. Hakhakhak. Kasi seperempat air panas, diaduk sampai rata dan isi penuh dengan air biasa (maksudnya gak panas maupun dingin. :D ). This is it, Jus Garam A’la Chef Derael! Hehehe
Kehadiranku di ruang tengah dengan menu minuman yang gak ada dijual di bar ato restoran mana pun di seluruh dunia sontak menghadirkan kembali gelak tawa. Aku sampai harus pegangan kursi yang didudui Andry saking tawaku benar-benar mengguncang sekujur ragaku. Hasian selalu dengan ocehan-ocehannya yang menggelitik tepat di kedua ketiak dan sisi kanan kiri perut bawah. Bayangin deh gimana geli nya. Namun…… (serius banget), semua canda tawa sepertinya dijadikan momentum untuk menunda dan kalau bisa meniadakan hukuman. Konsistensi sedang DIUJI!
Hasian yang kebagian jatah paling banyak kukuh dan ngotot gak mau minum dengan segudang alasan yang ia ciptakan.
Hasian:”Ah, aku gak mau mati hanya karena permainan.”
De:”Teori siapa yang bilang bisa mati hanya karena air garam?”
Perdebatan canda tapi serius pun terjadi. Hasian emang dah bulat banget kalo dia gak mau ngejalanin hukuman yang harus ia jalanin. Setelah aku iming-imingi kalau air garam bisa jadi pencuci perut (padahal setau aku, kakak kost ku dulu bilangnya Garam Inggris, bukan garam dapur. Ckkkck) salut banget sama Christine yang Newbie dan satu-satunya cewek di arena ini akhirnya berani dan memutuskan untuk menjadi terhukum pertama. (Sebenarnya wajar secara dia ada di posisi ke-4, tapi aku salut aja. Which is dua cowok lainnya pada nge-yell, gak mau duluan.) Satu setengah sloki Jus Garam A’la Chef Derael habis diteguk si cewek nekat. Hasilnya ia mau muntah. Irgghhhh, gak kebayang gimana rasanya. Apa lagi Hasian yang 11 sloki ya? Let’s see…
Andry ngotot, dengan gaya dia yang asekk dengan hape, kalo hukuman dijalankan mulai dari urutan paling bontot. So, sekarang giliran Hasian. Aku sebagai Bartender siap melayani tamu-tamu ku. 11 sloki, siappppp…… :D Ehhhhhh, boro-boro 11 sloki, 1 sloki pertamapun Hasian udah buat maslah dengan gaya A’la Komedian Amatirnya. Gimana nggak. Dia julur-julurin lidahnya diatas genangan air garam, beugh, it is not the way. Yang namanya hukuman masak mau dinikmati. Come on, this is not Whisky or even cordial. Dengan tingkahnya yang khas Hasian berlagak mau muntah dan alhasil air garam di sloki yang ia genggam tumpah membasahi lantai. Susah banget tau ngebujuk neh anak. Dia merengek-rengek minta dispensasi. Seperti biasa sesame terhukum ya setuju aja. Tapi aku piker kita harus konsisten. (Bukan karena aku jawara.)
Hasian:”Ayolah, aku gak mau mati karena air garam ini. Kasi aku dispensasi ya… 2 sloki aja.. ok ok….”
De:”Gak boleh. Belajar konsisten dari hal-hal paling kecil.”
Hampir seperempat jam lebih kami menunggu dalam tawa namun sedikit gondok juga. Gimana enggak. Menurut aku, Hasian cuma berkilah, berdalih dengan semua ocehan dan rengekannya. Aku bisa ngebaca kalo sebenarnya dia bukan takut mati (seperti penuturannya) hanya karena minum Jus gila buatan ku. Buktinya setelah tawar menawar seperti dia campur aja segelas air garam (ternyata 9 sloki sama dengan satu gelas, sisa hukuman Hasian setelah minum 2 sloki secara curang. Tumpah-tumpah di lantai bro.) dengan air mineral sebanyak yang ia mau dengan catatan semua air campuran harus dihabiskan, ia tetap gak mau. Atau lelang aja air garamnya ke kami, aku tawarin harga Rp. 2.500,- per-sloki, Andry dating dengan harga 500 Rupiah lebih murah. Tetap aja dia gak mau dengan argument kalo itu namanya judi. Hmmm. Ini anak ya…. Aku gerah.
Sulit bagiku untuk menggambarkan suasana waktu itu. Tapi jelas aku palak. (Bahasa Medan! :D ) Christine yang udah duluan menjalani hukumannya juga gak rela kalo yang lain pada nggak konsisten. Andry, udah biasa, gak akan ngalah. Udah lelah tertawa, sisanya gondok. Sedikit berdebat, beradu argumen. Sampai masing-masing mengeluarkan teori, mulai dari konsistensi sampai pertahanan diri bahkan ada juga teori dosa. Wah wah wah….
Tawar-menawar yang cukup ketat berujung dengan lelang yang dimenangkan Andry. 9 sloki air garam seharga Rp. 18.000,-. Tapi dia gak mau minum kalo gak ada lembaran duit di depan matanya. Hasian yang kali merasa gak mau banget terzolimi sebagai looser juga kukuh, gak mau sampai telanjang bulat, malu total, hanya karena Scrabble. Dia gak juga ngeluarin duit tapi pasti nanti dia kasi. Aku yang dari tadi udah gerah, karena juga udah dipecat sebagai Bartender yang sedari tadi sibuk nuangin air garam ke sloki, katanya tangan ku gak steril jadi Andry si Pemenang Tender Jus Garam gak mau minum. Beugh, ciri-ciri manusia sukses pasang level prestise baru. (Sebelumnya dia juga mau makan nasi goreng yang udah aku remas-remas…*tepat gak ya pilihan katanya.. ckckck), aku beranjak dan meletakkan uang 20 ribu di lantai. Tapi Andry tetap gak mau nimum dengan dalih Hasian juga harus bayar utangnya yang 7 ribu jadi total 25 ribu. Hmmm, lagi-lagi semua ini membuat ku gerah. Apa hubungan Scrabble dengan utang? So lame.
Well, aku tambah 5 ribu di lantai. Segelas Jus Garam A’la Chef Derael (yang sebenarnya udah gak murni lagi which dah bercampur dengan liur Hasian.) seperti pelumas masuk melalui rongga mulut Andry si Cuek but Cool. Semua bengong. Plus 1 sloki pelumas murni sebagai hukumannya sendiri. Sedikit salut mencuat diantara kegerahan ku tadi, tapi tetap juga aku berpikir kenapa sifat heroic dan nekatnya harus dikotori dengan money oriented-nya. Apa tenggorokan serasa terkatup kalo uang lelang gak menyaksikan aksi kenekatannya? Apa Hasian langsung melarikan diri dan pindah kost hanya karena uang 25 ribu? (Bukan pembelaan buat Hasian karena aku juga questioning sedikit berbau disappointed dengan “kejugulannya”. Jugul = baca: Bandel!)
Pelajaran malam ini, Consistency dan Responsibility yang keduanya teramu dalam Sportivitas. Dan semua pun berangkat ke peraduan masing-masing setelah kuliah kehidupan. Jam menunjukkan pukul 00.00. Good night!
Waktu berputar, sekarang pukul 04.20 dini hari. Usaha ku untuk memperdamaikan bulu-bulu mata di kedua sisi mata bola ku, GAGAL. Andry yang tadi juga udah rebahan di samping ku keluar lagi. Terdengar jelas ia muntah di kamar mandi. Kekhawatiranku mengembang laksana balon yang dihembus dan membunting. Aku takut itu kalo memang efek air garam yang gak bisa ku pungkiri berawal dari keisenganku. Tapi aku tetap berusaha tenang. Cool down Derael! Guilty cuma buat kamu ling lung and gak nemu ide sebagai solusi. Gak bisa pura-pura gak tau, adik ku sendiri lagi menderita akibat ulah ku sendiri. Tapi aku, seperti biasa, still perform well under stress. (Ini juga yang dibilang satu ramalan tentang orang yang lahir di tanggal 29 yang ku baca di salah satu gerai souvenir di Kuala Lumpur.) Gak mau nunjukin rasa bersalah ku di depan dia, akan buat dia lebih sakit.
Aku ambil cangkir keramik love punya Rita dan seduh satu tea bag. Aku isi setengah air panas biar nanti dicampur sama yang dingin (baca: gak panas). Ku tunggu beberapa menit, yakin semua zat-zat berkhasiat telah menyatu dengan air panas. Taruh dua sudu (baca: sendok) gula. Kocok-kocok sambil menyampaikan wish berharap this will work. Aku gak tau pasti apa yang dialami Andry tapi pastinya di rumah dulu kalo kami ngeluh pusing, sakit perut atau hampir semua keluhan kami Mama selalu buatin segelas teh manis cinta (aku yakin demikianlah namanya) dan selalu mujarab. Ku hampiri Andry yang terduduk lemas di kursi ruang tamu.
De:”Drink this! Hope you’ll be better….”
Andry:”Thanks..”
Terdiam, dan aku masih belum berhenti dengan harapan dia akan merasa lebih baik… Seraya aku beritahu dia tentang info yang tadi aku browse pake hape. (Biasa, zaman sekarang kan ada apa apa pasti nanya nya ke Uncle Google!)
De:”Dek, you know. Aku dah browse tadi di google. Gak ada artikel yang bilang kalo kebanyakan minum air garam itu bisa ngakibatkan dehidrasi.”
Andry:”Oh ya?”
Ku perhatikan raut wajahnya, sedikit lebih baik. Aku teruskan hipnoterapi a’la aku. Dengan modal pas-pasan dari Uncle Google. Noi sih (teman aku lulusan Kedokteran USU yang lagi koas) gak ngangkat telefon and juga gak balas SMS. Whatever aku harus do something for I love my brother and gak mau ada apa-apa terjadi karena Derael yang suka iseng.
De:”And malah neh katanya, kalo kita minum kebanyakan air mineral malah berbahaya. Pernah dengarkan kalo kita disarankan minum 8 gelas per hari yang sama dengan 2.2 liter?”
Andry:”Erm…”
De:”Itu semua mitos yang sengaja disebarin untuk kepentingan produsen air mineral dan minuman pengganti cairan tubuh. Malah kata Margaret McCartney, peneliti dari Skotlandia, di British Medical Journal kalo kelebihan air mineral dalam tubuh bisa mengakibatkan Hyponatraemia, menurunnya level garam dalam tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan otak.”
Andry:”Trus kalo kek kasus ku?”
De:”Searching result Zero. Berarti gak berbahaya. Setau aku juga gitu, itu kan untuk cuci perut. (Teori setengah-setengah yang tadi malam aku keluarkan tapi paling tidak aku imani.) ”
Kelihatannya it works. I hypnotized him. Aki suruh dia ngabisin teh yang masih ada tiga perempat lagi, dalam sekali teguk.
De:”Habisin trus tidur lagi and pake selimut mu.”
Andry:”Ya bang…”
Teh habis……
De:”Gimana? Feeling better?”
Andry:”I think yea…”
Andry tidur dan aku sendiri di ruang tamu. Lega. Aku gak lagi merasa bersalah. Buka Facebook dari browser hape. Scroll atas bawah. Klik sana sini. Profile, eh ada postingan baru ke wall ku:
Handrian Sigalingging (Nama FBnya Andry): “The manis made by you bisa jadi obat yang paling mujarab. Thx a lot my bro. J”
Kelegaanku komplit. Aku balas wall to wall:
Derael On Time: “Hahay. Anytime we feel no good, dizzy, stomachache or whateva Mom always makes us this kinda miracleous tea. Glad that it works. Made by love. U must know how I regret if it’s really caused by the salt water! L”
Aku masuk ke kamar dan dia udah tertidur, aku lapisi raganya yang tadi pasti udah menderita banget, muntah and mencret (yang belakangan aku tau dari dia), dengan selimut tebal ku. Aku keluar lagi dan memutuskan untuk segera menuliskan semua itu, seperti yang sudah anda baca.
Harapku telah berbagi banyak hal, mulai dari bagaimana meraih kemenangan (dalam scrabble paling tidak), bagaimana untuk tetap konsisten, bagaimana untuk bertanggungjawab dan membagi sedikit perhatian yang pasti sangat berarti buat orang lain. Hal-hal kecil tadi malam dan pagi ini ku percaya adalah keisengan, canda-tawa, kekecewaan (baca: kegondokan), kekhawatiran, persaingan, rasa bersalah, cinta dan perhatian yang diramu satu dalam segelas air garam. Air yang akan menjadi racun kalo kita berpikir seperti itu. Ia bekerja membersihkan usus-usus, menyapu bersih kotoran-kotoran yang melekat di dindingnya. Efeknya mungkin kurang enak, sakit perut, mencret, pusing, muntah. Tapi kalo kita meyakini bahwa air garam sedang bereaksi dan melakukan pembersihan untuk kebaikan kita, yah itulah yang sedang terjadi. Intinya kita harus tetap tenang dan berfikiran positif. Jangan enggan, teguk saja air-air garam di gelas yang di hadapanmu. Trust me it works. Tapi jangan lupa minum secangkir teh manis cinta juga ya. Gak bisa dipungkiri mencret dan muntah menguras banyak energi, demikianlah kita dalam hidup ini. Kita sering lelah, payah, tapi kita jangan menyerah. Seruput saja cinta kasih (dilambangkan oleh secangkir teh manis tadi) yang ditawarkan orang-orang terdekatmu. You’ll get better even stronger. Tapi semua itu tidak kau perlukan jika tidak berani meneguk air garam itu.
Aku, Derael, mengasihi mu dengan hal-hal remeh yang ku tuliskan (baca: ketik) disini, tersenyumlah jika kasih itu sampai kepadamu. J

12092011/0915





Read More......

0 Menanti Tulang Rusuk

Rabu, 07 September 2011

Keyakinan ku semakin kuat.

Mengakar hampir menyentuh pusat gravitasi hatiku.
Tak ada yang perlu ku risaukan.

Khawatirpun tidak.
Rusuk ku yang hilang meski belum tertemukan.

Akar itu merambat perlahan

Tapi ku rasakan sensasi kepastiannya.
Kepastian akan sebuah pertolongan.
Petugas SAR Sejati yang akan menemukan tulang ku kembali.


Menanti takkan buat ku mati.
Menikmati,
Toh semuanya kenal kata selesai.


September 6, 2010 at 7:19pm

Read More......

0 Pelangi – Perlukah Tanya?

Kala pelangi kehilangn satu warninya.
Akankah masih ia sandang tujuh huruf pembentuk namanya?
Akankah pesonanya hilang?
Akankah ia tak lagi dimuat dalam syair dan romansa?

Jika ia membelah diri pula?
Akankah ia selalu hadir di Closing Performance-nya Opera Hujan?
Apakah keindahannya hanya terletak pada numerical warninya?
Atau pada pesonanya semata?
Biaskan duka lewat kacamata pemirsanya.
Pahatkan harap di dinding asa pemujanya.
Terlalu banyak tanya.
Kecohkan ketetapan jiwa.

September 7, 2010 at 8:31am


Read More......

0 Mau dibawa kemana? - Soekarno:”Janganlah kita menjadi bangsa penjiplak, a copy nation!”

Senin, 05 September 2011

Pukul 05.55. Aku terbangun karena di dapur udah terdengar gerasak-gerusuk. Kebetulan kamar kami, kamar cowok, berada paling dekat dengan ruang makan dan dapur. Kalo tadi alarm hape yang bunyi pukul 05.00 bisa ku hentikan dengan sekali pencet, kali ini beda, alarm alam bro, jadi aku tak kuasa. Andai aku Adam Sandler yang bermain di film Click yang punya remote control kehidupan. Hmmmm…
Agak sedikit bermalas-malasan, aku bangkit dari baringku. Berdoa dan bersyukur karena masih dikasi kesempatan hidup satu hari lagi, berharap bisa hidup dengan benar sehari ini. Semeluncur kata amin dari kedua bibir ku, aku baru nyadar kalo ternyata hujan, deras banget. Hal pertaman yang ku lakukan adalah mencari ember dan meletakkannya tepat di depan meja belajar ku yang menderita atap bocor. Walah, mana airnya belum netes juga, terpaksa aku nongkrong sambil nunggu itu tetesan air hujan, air nirwana, biar nanti jatuhnya gak diluar radiasi ember dower anti pecah ku.
Segelas air hangat membuatku lebih hidup dan fresh, sedikit. Tiga hal yang jadi Top Playlist pagi ini: 1. Saat Teduh, 2. Homey Jogging and 3. Nulis. Erm, duduk di kursi panjang bentar ah, sambil menikmati musik alam yang menghasilkan symphony yang semurna. (Bukan lagu Sempurna nya Andra ya! ;) ). Atap seng, batako di gang depan rumah, parit dan benda-benda lain di luar sana mendadak menjadi instrumen musik akibat tabuhan cairan-cairan Kristal hasil kondensasi itu.
Aku teringat satu artikel tentang hujan yang ku baca di internet beberapa waktu lalu. Katanya hujan yang menghasilkan musik alam punya magical power yang membuat manusia mampu me-recall memory masa lalu. Hahay, gak perlu ditunda lagi, momentum ini aku gunakan untuk nulis. Play list no. 3 bro, PLAY…. >>>
Dari sekitar 7 judul tulisan yang udah ngantri untuk segera dituturkan, gak tau kenapa judul tentang plagiarisme ini yang paling ngotot untuk segera disemburkan diatas kayu putih pipih bergaris rapi ini.
Well, ceritanya berawal dari sini, kemarin aku ibadah jam 8 pagi seperti biasa bareng adik-adik ku. Acara bergulir berurutan dari 16 materi acara yang ada. Berdoa, bernyanyi, firman, bergantian. Yang menarik adalah ketika bernyanyi lagu dari Kidung Jemaat no. 453, materi acara ke 13. Lagu ini bukan pertama kalinya ku dengar dan kunyanyikan. Judulnya “Yesus sahabat sejati.” Lagu ini persis banget sama lagu “Kulihat ibu pertiwi,” 100% nadanya sama. Bukan kali pertama ini pula aku memikirkan hal ini. Beberapa kali waktu menyanyikan lagu ini aku slalu penasaran. Bedanya dengan sekarang, dulu aku berpikir kalo penulis lagu rohani ini yang telah meniru lagu “Ku lihat ibu pertiwi”, lagu nasional. Hari ini, semua berubah 180%. Mataku gak bisa terlepas dari tulisan dibawah lirik lagu rohani ini, yakni: Syair: What a Friend We Have in Jesus, Joseph Medlicott Scriven 1855, terj. Yamuger 1975; Lagu: Charles Crozat Converse 1868.
Jelas, tanpa perlu referensi lain, aku yakin dengan kesimpulan yang mengepul dari otakku. Pencipta lagu “Ku lihat ibu pertiwi” lah (yang belakangan baru aku tau, komponis nasional dari Solo, Kamsidi Samsuddin, sumber: http://komponiskamsidi.multiply.com/journal/item/1/Sejarah_musik_kota_Solo) yang telah melakukan plagiat. Hal ini mengingatkan ku lagi dengan artikel di kompas Sabtu lalu, yang dibacakan oleh kakak sepupuku, kak Roma. Seorang profesor dari sebuah universitas di Riau “ketahuan” melakukan plagiat. Belum lagi kasus plagiat seorang profesor dari Parahyangan yang aku baca di Kompasiana hari ini. (Baca deh: http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/07/prof-banyu-perwita-plagiat-ini-bukan-yang-pertama/).
Jauh ingatanku melayang terhadap sebuah lagu dari Saykoji yang booming beberapa waktu lalu, pas hangat-hangatnya isu plagiat oleh Negara jiran. Mengingatkan kita kembali, ini syair lagu yang “two thumbs up” banget:

Copy My Style (Again) Lyrics
Saykoji
Sumber: http://www.6lyrics.com/copy_my_style_again-lyrics-saykoji.aspx
You copy my style
You copy again
Apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
Ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
But sooner or later I gotta take my stand

Udah bolak balik sampe balik kebolak
Temen gue sampe keselek pas makan kolak
Lagi lagi berulang ulang terus terjadi
Tetangga bikin ulah lagi bikin sakit hati

Suka ngaku ngaku kagak malu malu
Punya indonesia di klaim satu satu
Apa memang kalian yang gak mampu mampu
Buat budaya sendiri efek gak ampuh ampuh

Baca rambu rambu, bangsaku berbudi luhur
Tapi usik terus, reputasi mu masuk kubur
Jujur gue bangga jujur gue bersyukur
Elo ngaku ngaku berarti progress lo mundur

Panas ku bertutur kreasi bicara
Walau sudah jelas identitas ku dijarah
Joe farizal aja bisa minta maap
Masa yang lain kagak nyadar kagak tanggap

You copy my style
You copy again
Apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
Ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
But sooner or later I gotta take my stand

Bukan mo sok nasionalis sombong mengangkat alis
Bukan mo sok gangster bukan sok sadis
Walau lagi ngetop bukan gue sok ngartis
Tapi bales pake lagu paling praktis

Marah marah di internet, udah pasaran
Ngomel ngomel di pasar kagak sabaran
Kaya cacing kepanasan jenggot kebakaran
Rasanya gatel pengen ngasih tamparan

Tapi gue orang nya cinta damai
Walau rasanya sulit untuk santai
Amunisi di samping nyiur melambai
Pakai musik rap ku siap membantai

Memang satu rumpun masih sama melayu
Tapi melayu saykoji keras dan gak kemayu
Selendang rocker ku agak mendayu
Tapi coba ajak gue battle rap ayuk!

You copy my style
You copy again
Apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
Ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
But sooner or later I gotta take my stand


Aku jadi berpikir, apakah kegelisahan, kegerahan yang dirasakan Igor Saykoji yang ia tunjukkan lewat lagunya itu juga kita rasakan? Sama kah porsi dan kualitasnya? Jika ya, aku yakin Founding Father bangsa kita ini, Soekarno, sangat bangga dan tersenyum di alam baka. Kita telah menjalankan amanatnya, demikian kata beliau:”Janganlah kita menjadi bangsa penjiplak, a copy nation!” Tapi, apakah benar demikian? Mari kita sama renungkan. Apakah kita bagian dari generasi copas alias copy-paste? Jika ya, mengapa kita sangat gerah terhadap Negara jiran yang telah mengklaim budaya kita? Bukankah ada pepatah bijak mengatakan:”Yang orang lain perbuat kepadamu sesungguhnya adalah cerminan dari perbuatanmu sendiri.”
Mau dibawa kemana bangsa ini? Hari demi hari jumlah profesor bertambah terus, dan mungkin kita juga akan menjadi salah satu di masa akan datang. Apakah kita mau menjadi profesor plagiat? Jangan katakana tidak jika tidak dimulai dari sekarang. Tidak ada maling yang membesar dengan didikan yang menjunjung tinggi nilai kebenaran, integritas. Masih cukup waktu untuk mengubah haluan.

Read More......

1 Apalah arti sebuah nama? – Dera Mendra from Dharmendra, The Brightest 70s Bollywood Actor

Jumat, 02 September 2011

Well, setuju dan tidak setuju adalah dua respon yang pasti terhadap sebuah nama. Bagi beberapa orang, nama tidak berarti apa-apa kecuali sebagai identitas sehingga orang lain dengan mudah mengenalinya. Bagi beberapa orang lainnya, nama sangat berarti dan lebih dari sekedar identitas.
Bagi orang Batak misalnya, membuat nama bagi anak yang baru lahir bisa menghabiskan biaya sampai hitungan juta dalam acara pemberian namanya. Kebanyakan nama yang diberikan telah dipersiapkan jauh-jauh hari dengan mempertimbangkan arti dari nama tersebut. Di beberapa keluarga bahkan kakek-nenek atau sanak saudara yang lain juga andil dalam memberikan nama. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan anak-anak Batak memiliki 3 sampai 4 nama diluar marga mereka. Sebut saja Basa Dewi Fransiska Sijabat. (Nama adik bungsu ku… hehe).
Disisi lain, bagi orang barat, memanggil nama (nama pertama bukan nama keluarga) justru menunjukkan kedekatan. Bukan hal yang aneh jika seorang cucu memanggil “Jack” kepada kakeknya. (Kebetulan namanya Jack.) Tapi kalau hal ini terjadi di keluarga Batak, wah bisa berabe, bisa terjadi perang keluarga.
KBBI sendiri mencatat salah satu makna “Nama” 3). Kemasyhuran; Kebaikan (Keunggulan); Kehormatan. Kata “ternama” sendiri yang berkata dasar nama berarti sangat dikenal namanya; terkenal…. (KBBI, 773). Aku memaknainya bahwa seseorang bisa terkenal bisa jadi karena faktor nama yang ia miliki atau gunakan. (Terlepas dari ramalan arti nama ya.)
Sebut saja President kita yang pertama, Bapak Soekarno. Nama asli beliau adalah Koesno Sosrodihardjo. Gus Dur adalah salah satu contoh lainnya yang masuk kedalam 365 tokoh berpengaruh dunia di masa hidupnya, bernama asli Abdurrahman Wahid. Mungkin ada banyak nama lain yang kamu tahu. (Share di komen ya nanti ;) ).
Aku terlahir dengan nama Dera Mendra Sijabat. Itulah nama yang diberikan ke aku sebelum pada akhirnya aku harus merelakan huruf “d” di nama tengah ku harus dibuang pada saat pengurusan akta kelahiran, berhubung surat baptis ku salah ketik “Dera Menra Sijabat”, dengan berat hati aku melepas satu huruf tersebut. Hiks.
Hal ihwal namaku, agak sedikit controversial dan lumayan asik untuk diperbincangkan. J Banyak orang yang dengar nama ku, DERA, sebelum melihat langsung wujudku, mereka piker aku Perempuan. Katanya Dera nama perempuan. Hmmm, jelas aku gak setuju, wong tokoh utama pria di Film Dealova juga namanya Dira. Lebih sounded perempuan kan dari Dera. Hmmmm. Kejadian yang akunya disangka perempuan karena namaku udah hal biasa, saking seringnya. Belum lagi kalo orang-orang membacanya dengan “e” nya lemah seperti pada kata “enggan”. Hiks, ini lebih sadis….
Bisa ditinjau ke lapangan, (mudah-mudahan aku nggak ke-geer-an), nama ini juga yang buat aku terkenal. Maaf, kalo ada yang gak suka dengan terkenalnya aku, karena aku juga gak sengaja. (Awalan ter- berarti tidak sengaja. hakhakhak). Nah, sebenarnya namaku dimodifikasi dari nama bintang Bollywood tahun 70-an. Kalo kamu ingat Mittun, nah mereka seangkatan. Namanya Dharmendra. Nama lengkapnya Dharmendra Kewal Krishn Deol (Beliau, ciah, bokap dari Sunny Deol dan Bobby Deol). Dengan kreativitas tingkat tinggi, alm. Ayahku memodifikasinya menjadi Dera Mendra. Aku suka nama ini. Serasa seorang bintang, anak muda, seperti Dharmendra-pemilik lisensi namaku. Emang iya, di sekolah (Mulai SD bahkan Kuliah) ada saja guru atau dosen yang memanggilku anak muda India (kali mereka dulu penggemar Dharmendra. Ketahuan deh…). Apa lagi kalau aku pulang ke kampung Ayah, berkunjung ke rumah Nenek, banyak warga kampong yang justru memanggilku dengan nama asli pendahuluku, Dharmendra. Nggak papalah asalkan entar Sinar Bintangnya juga menular kalo bisa menurun ke aku. Aku percaya ini. ;)
(Bagi teman-teman yang tidak mengenal Dharmendra, bisa browse
di Google ;), atau sederhananya, pasti tau Shah Rukh Khan kan?
Jadi, Dharmendra adalah Shah Rukh Khan di era 70-an atau sebaliknya.)
Nah, masih tentang namaku, mula-mula aku ikut meramaikan Facebook, pada masa kevakuman Friendster, aku hadir dengan nama Derael On Time. Nama ini juga nggak kurang controversial dari nama asliku. Masih mau tau kan?
Derael sendiri, aku modifikasi dari nama asli ku Dera dengan tambahan –el yang terinspirasi setelah menonton DVD yang ku pinjam dari seorang teman berjudul Michael. (Atau Gabriel ya? Aku rada lupa.) Nah, film itu bercerita tentang malaikat-malaikat surga yang turun ke bumi (versi Hollywood). Yang unik adalah, nama tokohnya semua berbunyi akhir –el. Michael; Gabriel; Raphael; Nathanael; Abigael; dkk (gak ingat semua), dan mereka adalah malaikat. Nah, aku mau jadi salah satu anggota “geng” mereka, “geng malaikat”, so, aku buat namaku jadi DERAEL.
Yang menarik, emang sekarang aku lebih dikenal sebagai Derael daripada Dera. Hehehe. Tentang On Time, neh lain cerita lagi. Hal biasa kan kalo kita punya resolusi tiap tahun baru. Nah, beberapa tahun lalu, hasil refleksiku menunjukkan bahwa “Manajemen Waktu” adalah hal yang paling urgent yang harus aku perbaiki. Aku anaknya yang paling lelet, sering telat, menunda, mengulur waktu dll. Bayangin ngumpul tugas sama dosen aja pake kata telat juga, gak jera biarpun sering dihukum. Pernah sekali ujian, aku telat 1 jam. Wuih, kronis banget penyakit yang satu ini. Aku tahu nggak mudah untuk mengubah diri sendiri tapi aku berusaha. Sebagai prasasti tekadku untuk berubah, nah, aku kasi nama belakangku On Time. Jadi dong Derael On Time, yang teman-teman kenal sekarang.

Saya, Derael On Time, mengucapkan Eid Mubarak! Hehehe, lum telat banget kan? ;)

Ini ceritaku, apa ceritamu? :D





Read More......

0 Gadis Mungil dengan Langkah Kecil - Sebuah Puisi

Sabtu, 20 Agustus 2011

Dengan kaos putih payung transparan
Dia berlalu di ujung jalan
Dihantarkan deraian air hujan
Sebontot tidak penuh
Susu coklat digenggaman kiri tangan
Tepat di bawah tas batik
yang bergelayut di pundaknya

Adik kecilku
Tubuh mungilmu menyeruakkan semangat mega
Teringat aku akan cerita ibu
Tiga tahun sejak kau lahir berlalu
Tidak ada pertumbuhan
Mental baik ragamu
Pernah juga dikau mati suri
Berkabung sungguh

Betul mendung tak selamanya kelabu
Sampai kini masih kau hidup
Tak tanggung-tanggung
Tak pernah lagi cahayamu redup
Kau inspirasi aku akan arti hidup
Semangat, semangat meletup-letup

Kini kau menjadi gadis mungil nan jelita
Kegagalan yang berkali-kali menerpa
Tak urungkan niatmu tetap citakan langah
Kondisi memaksamu untuk bekerja dinda
Kau putri kesayangan Ayah
Yang kau dulu mau ikuti ke liang mati
Kini ia telah tiada
Tubuh mungilmu harus memikul beban ganda
Saat dimana kau seyogyanya di rumah dan bercanda

Dinda
Semua sudah ada jalannya
Kita tinggal menelusurinya

Tetaplah berjalan
Di bawah deraian hujan
Atau di bawah sengatan mentari
Karena itulah namamu Rita dari Ivany
Kau telah bangkit dari mati
Dunia ini masih ingin menikmati parasmu yang laksana putri
Menyaksikan semangatmu yang melampaui Saraswati

Kakanda mu ini
Tahu pasti
Langkah kecilmu yang tiada henti
Kan menibakanmu ke puncak tertinggi
Rintik hujan pagi ini jadi saksi
Hunjamannya ke bumi
Torehkan barisan-barisan puisi ini
Prasasti tentang Ivany
Yang tlah jadi Rita kini.

_derael_
0725
20082011

Read More......

0 Semua untuk Mama - The Power of BAGUS (A True Story)

Jumat, 19 Agustus 2011

Jadi, begini ceritanya! Pukul 18.24 Mama telpon ke hp dual SIM kami (hp merek China), tapi sibuk halo halo, Rita (adik saya) gak dengar suara Mama. Malah yang terdengar nyanyian “halo halo kartu halo………”, segera Rita akhiri itu panggilan masuk. Tiba-tiba, “My Mother memanggil” di hape pink sixty twenty, hape bersejarahku. Lagi lagi sibuk halo halo, kali ini giliranku, hasilnya nihil. Aku lupa, untung diingetin sama Rita, kalo hape antic neh dah gak bisa dengar dengaran lagi, Cuma bisa dipake SMS-an. 
Segera aku telpon Mana pake hape q (yang memang aku pake, walopun beda operator), penasaran ada hal penting apa. Soalnya Mama sendiri di kampong. Kak Maria (kakak sulung kami) sudah menikah bulan 6 lalu. Basa (adik bungsu kami) sejak bulan 7 udah tinggal di Medan bareng aku dan Rita, dia SMA disini.
Aku:”Halo Ma, ada apa?”
Mama:”Gak ada, Cuma mau tanya kabar!”
Aku:”Oh, kirain ada apa apa. Mama pasang TM? Telpon ke no Basa aja ya!”
Tiba-tiba panggilan terputus, padahal Mama blum bilang iya. Trus aku telpon lagi!
Aku:”Ma, telpon ke no Basa aja ya!”
Mama:”Ok!”
Kali ini Mama yang memutuskan panggilanku.
(Hape dual SIM berbunyi, music India berdering, Madre memanggil…..)
Kali ini Rita lagi yang jawab panggilan Mama karena Basa lagi makan malam. Mereka cerita seputar hal hal hari ini. Karena dari tadi aku juga dah mau mandi, handuk dah di tangan bro.
Aku:”Ma, aku mandi dulu ya!” (Sedikit menjerit)
Mama:”Iya Mang!” (Panggilan Mama untuk ku.)
Segera aku menyusup ke kamar mandi, ruangan dimana aku banyak menuai inspirasi. Ku kunci pintunya. Buka pakaian bagian bawah, atas belum (untungnya karena tiba tiba….)
Rita:”Bang De, kata Mama dia mau dengar kau nyanyi!”
WHAT????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Sontak air satu bak penuh seperti diguyur diatas kepalaku, kain-kain rendaman seakan-akan melingkupiku, sikat sikat gigi, brus kain dan brus wc seolah-olah dipukul-pukulkan ke kepala ku.
Sekali lagi, WHAT??????????????????????????????????? Mama mau dengar aku nyanyi?
Jadi, aku anaknya suka banget nyanyi. Tapi gak pernah sekalipun dapat pujian dari Mama. Bahkan beberapa kali Mama bilang kalo suaraku jelek. Tapi aku terus aja nyanyi, karena aku suka nyanyi. Gak Mama aja sih yang bilang gitu, beberapa teman juga kasi komentar kurang membangun perihal suaraku. Tapi itu juga gak menyurutkan keinginanku untuk bernyanyi dan terus bernyanyi, karena aku suka. Toh, ada juga beberapa teman yang suka. Bahkan, seingat aku nih, waktu kecil dulu aku memang dikenal sebagai anak yang suka nyanyi (kali waktu dulu masih enak didengar ya karena suara juga masih nyaring, sekarang ini, nge-bas abesss…). Sekali bapa uda (paman) yang di Bengkulu bilang juga kalo hal yang paling diingat dari aku ya kalo aku itu jago nyanyi (hahay, thanks uda…).
Erm, pernah juga sekali, almarhum Papa, (yang punya kebiasaan mabuk, akibatnya Mama suka minggat ke rumah Opung (nenek) bareng kakak dan adik-adik), gak dibukain pintu ma Mama yang nginap di rumah Nenek, karena Papa mabuk. Waktu itu baru pulang dari rumah kakek, orang tua Papa di kampong sebelah, aku ikut. Jadi, ceritanya, Papa yang mabuk aja ingat kalo aku ada potensi nyanyi, dia suruh aku nyanyi dan alhasil Mama bukain pintu deh. Hehehe. Tambahan lagi aku juga nyanyi di acara gereja, natal misalnya. Aku pernah tampil duet bareng Kak Roma (anak jurusan music di kampusku) bawain lagu The Prayer di acara pernikahan di gereja. Sering juga nyanyi bareng DAUN (teman se-asosiasi hehehe) di acara nikahan senior. Pernah nyanyi ma Illucifer (teman trio), dan banyak yang suka. Ermmmm, sama Trio SoG juga, kami pernah nampil di acara Paskah Fakultas. Aku juga ikutan paduan suara UKMKP. Terakhir, aku juga nyanyi di acara nikahan Kak Maria. (Satu neh, rahasia tapi ku putuskan untuk membongkarnya, aku juga pernah ikut audisi Indonesian Idol, dan gagal di pre-casting pertama hakhakhakhakhak).
Trus, hubungannya itu semua apa?????????????????????????????
MAMA GAK PERNAH BILANG KALO AKU BAGUS BAHKAN BISA NYANYI, malah dia bilang kalo suaraku jelek. 
Tapi, pernah sekali aku dapat laporan dari Basa, kalo Mama pernah bilang suara salah satu rekaman di hape ku yang diputar sama Basa BAGUS! Pas Basa bilang kalo itu suara ku, Mama malah gak percaya. Hmmmmmm. Gak masalah, aku masih tetap suka nyanyi. :D
Dan malam ini, malam ini Mama minta aku nyanyi?????????? Gak perlu berpikir lebih lama, aku pake handuk (untung gak kelupaan :P ) dan aku sambut hape yang dari tadi disodorkan Rita.
Aku:”Ma, Mama mau dengar aku nyanyi? Serius neh Ma?”
Mama:” Iya……”
Aku:”ehm ehm…. Hakhakhahakhak (Sempat juga aku terkekeh karena gak nyangka bisa nyanyi on line, exclusive request by Mama… :D )”
…. Apa yang kuberikan untuk Mama.
Untuk Mama, tersayang…
Sbab tak ku miliki sesuatu berharga,
Untuk Mama tercinta.
Hanya ini, kunyanyikan,
Senandung lagu hati ku untuk Mama.
Hanya sebuah lagu sederhana,
Lagu cinta ku untuk Mama.
Gak tau kenapa, aku selalu nyanyi dengan sepenuh hati, tapi kali ini gak penuh lagi tapi dah luber. Ku nikmati banget sampek mau nangis, karena lagu ini juga merepresentasikan perasaan aku banget ke Mama. Abis nyanyi…..
Aku:”Gimana Ma?”
Mama:”BAGUS!”
WAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH…….. Aku melayang…….. Mama bilang aku nyanyinya bagus! Speechless. Aku gak bisa ngomong apa-apa lagi, langsung aku kasi hape ke Basa yang makannya belum kelar juga dan aku kembali ke ruang inspirasiku. Pikirku, kalo dari dulu Mama bilang aku nyanyinya bagus, kali aku udah jadi seorang penyanyi sekarang. Hehehe (Mimpi kali yeeee). Yang aku pengen bilang sih sebenarnya, betapa sesungguhnya APRESIASI ato PUJIAN itu sangat berkuasa. Sekarang ini, aku bertekad untuk lebih serius belajar gitar (dari SMP sampek sekarang belum jago juga) dan mau captain lagu buat Mama dari puisi-puisi ku yang udah aku buat untuk dia. (Tentang aku bisa buat lagu dan nulis puisi ini juga Mama gak pernah tau. ). Lihat kan? Seberkuasa apa kata BAGUS, lima huruf dua suku kata dua vocal selebihnya konsonan, kata yang sangat pasaran (sangat sering kita dengar), bahkan ada nama orang dengan kata itu, ada pula nama took (tokobagus.com hehehe), yang menghipnotis aku melahirkan komitmen seperti ini.
So, jangan enggan, sungkan atau segan memuji ya! Pujilah, apresiasilah, toh gak rugi apa-apa kan? Kita gak tau kalo nantinya ada supra-natural power yang bereaksi didalam diri si objek. Urusan bisa buktiin komitmennya (misalnya dalam hal ini aku) bukan urusan si pemberi pujian.

PENUTUP
Mama, makasih udah perjuangkan kami berempat sampek gede gini. Aku slalu ingat kata-kata Mama, yang bilang kamilah satu-satunya alasan Mama hidup. (Karena karakter almarhum Papa yang tidak bertanggung jawab). Warisan Mama yang udah Mama gadaikan, hutang Mama yang udah menggunung untuk sekolah dan kuliah kami akan kami bayar. Aku akan jadi Guru terbaik, Rita jadi Designer terkenal dan Basa jadi Dokter handal. (Kak Maria dah nikah…) Apa itu cukup Ma? Plus plus nya, puisi-puisiku yang Mama gak pernah tau akan aku gubah jadi lagu-lagu terindah. Semua untuk Mama…….. 
_Muchas Gracias/derael/2212/19082011_

Read More......

Check them out!!!!!!!!

  • Refleksi atas A Thousand Girls Like Me Alwy Rachman K isah Khatera serupa tapi tak sama dengan kisah Oedipus. Serupa karena keduanya adalah tragedi. Ident...
    4 tahun yang lalu
  • Recently, a friend of mine mentioned in passing that an automatic mechanical watch is not truly ‘automatic’. Sure, if I happen to wear it 24/7, 365 days a ...
    8 tahun yang lalu
  • 2 tahun yang lalu
  • AGM 2015 Election of Directors Taimur Bandey – 54 votes (Elected) Mark Gabriel – 53 votes (Elected) Cynthia “Cindi” Timmons – 40 votes (Elected) Future o...
    8 tahun yang lalu
  • Entrepreneur Defined In the field of business, the people involved in the playoffs are called the entrepreneurs. They are also referred to as businessmen...
    5 tahun yang lalu
  • It was a sunny Wednesday morning when Adi Irawan and I walked through the sidewalks of Ohio University with view of African students enjoying the sunlight ...
    9 tahun yang lalu
  • Loading...
    13 tahun yang lalu
  • Program Beasiswa Holland-High Potential Scholarship Maastricht University (UM) menawarkan beasiswa penuh sebesar € 30.000 (termasuk biaya kuliah gratis dan...
    1 tahun yang lalu
  • HASRI AINUN HABIBIE “Amat disayangkan,manusia berlaku serampangan ( melampaui batas ).Karena menganggap diri serba cukup.( Ia lupa ) bahwa kepada Tuhan i...
    13 tahun yang lalu
  • Oversimplifications starve us of understanding.Many of my friends, upon hearing that I was fasting, asked if I had converted to Islam. So first, for the s...
    14 tahun yang lalu
  • *Indahnya Subuh Bersama Ananda* Oleh: Yons Achmad (Pendiri Majelis @amalperadaban) Allahuakbar, Allahuakbar... Azan subuh berkumandang dari masjid s...
    2 tahun yang lalu
  • Seri Buku Kimia Organik Judul : Instant Organic Chemistry second edition Penulis : G. Patrick 2005 *Download*
    11 tahun yang lalu
  • *1. Stop stalking * Tips pertama yaitu berhenti kepo, berhenti stalking ataupun cari tahu tentang dia pasca kalian putus. Please stop... Karena semakin k...
    6 tahun yang lalu
  • On 25 October, UNESCO Director-General, Irina Bokova, was honored to receive the Honorary Graduate Degree, Doctor of Laws, from King’s College London, at t...
    6 tahun yang lalu
  • Orang-orang menimbun makanan. Saya malah mengumpulkan bahan bacaan. Sepekan ini saya berkunjung ke pameran buku Big Bad Wolf dan membawa pulang beberapa bu...
    4 tahun yang lalu

Find it out!!!!!!